Seri PadangBulan (129)
Berita dari Tulungagung :
------------------------------------------------------------------------
Perjalanan yang cukup melelahkan dari Malang (di pesantren mahasiswa Al Hikam dan UNIBRAW), Blitar (desa Kebonagung,Wonodadi) dan STAIN Tulungagung , ternyata menemukan muara yang sejuk di pondok pengobatan desa Sumber Gempol, Tulungagung milik Gus Nachrowi (26/10/98). Jamaah yang menunggu sejak sore ternyata tetap tak beranjak meskipun CN dan rombongan baru tiba di lokasi acara sekitar pukul 21.00.
Dialog yang menentramkan jamaah seperti membukakan mata hati mereka terhadap nilai kebenaran yang ditawarkan CN. "Silahkan bapak-bapak dan ibu-ibu memilih partai apapun yang anda maui, tapi tolong ingat satu hal, jangan pernah lupa mengingatkan pemimpin-pemimpin partai itu untuk selalu berjalan di atas kebenaran. Kalau mereka mulai menyimpang dari jalan itu, jangan ragu-ragu untuk mengingatkan. Dan jika sudah diingatkan mereka tetap membandel, jangan ragu-ragu pula untuk meninggalkannya. Karena pemimpin kita yang sejati hanyalah Allah dan Rasulullah SAW ", demikian CN memberikan solusi untuk bersikap di era yang sudah semakin tidak jelas batasan antara kebenaran dan ketidakbenaran ini.
Gus Nachrowi yang turut duduk di panggung itu tak ragu pula untuk ikut bershalawat bersama. Lantunan "Shall wa sallim daaiman" yang disuluki oleh CN dan Sudrun mampu membawa jamaah kepada satu kekhusyukan hati untuk mengingat Allah dan RasulNYA. Mereka tak bergeser sedikitpun dari duduk lesehannya, begitu pula para jamaah yang tidak bisa masuk ke lokasi acara; mereka mengikuti dari TV monitor yang terpasang di beberapa sudut jalan dan rumah-rumah mereka. Allahu Akbar, tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 01.30 WIB. Pengajian pun selesai, para jamaah kembali ke tempat mereka masing-masing dengan mengumandangkan "Shalaatullah Salaamullah 'ala Thooha Rasulillah...." (SET).
Berita dari Tulungagung :
------------------------------------------------------------------------
Perjalanan yang cukup melelahkan dari Malang (di pesantren mahasiswa Al Hikam dan UNIBRAW), Blitar (desa Kebonagung,Wonodadi) dan STAIN Tulungagung , ternyata menemukan muara yang sejuk di pondok pengobatan desa Sumber Gempol, Tulungagung milik Gus Nachrowi (26/10/98). Jamaah yang menunggu sejak sore ternyata tetap tak beranjak meskipun CN dan rombongan baru tiba di lokasi acara sekitar pukul 21.00.
Dialog yang menentramkan jamaah seperti membukakan mata hati mereka terhadap nilai kebenaran yang ditawarkan CN. "Silahkan bapak-bapak dan ibu-ibu memilih partai apapun yang anda maui, tapi tolong ingat satu hal, jangan pernah lupa mengingatkan pemimpin-pemimpin partai itu untuk selalu berjalan di atas kebenaran. Kalau mereka mulai menyimpang dari jalan itu, jangan ragu-ragu untuk mengingatkan. Dan jika sudah diingatkan mereka tetap membandel, jangan ragu-ragu pula untuk meninggalkannya. Karena pemimpin kita yang sejati hanyalah Allah dan Rasulullah SAW ", demikian CN memberikan solusi untuk bersikap di era yang sudah semakin tidak jelas batasan antara kebenaran dan ketidakbenaran ini.
Gus Nachrowi yang turut duduk di panggung itu tak ragu pula untuk ikut bershalawat bersama. Lantunan "Shall wa sallim daaiman" yang disuluki oleh CN dan Sudrun mampu membawa jamaah kepada satu kekhusyukan hati untuk mengingat Allah dan RasulNYA. Mereka tak bergeser sedikitpun dari duduk lesehannya, begitu pula para jamaah yang tidak bisa masuk ke lokasi acara; mereka mengikuti dari TV monitor yang terpasang di beberapa sudut jalan dan rumah-rumah mereka. Allahu Akbar, tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 01.30 WIB. Pengajian pun selesai, para jamaah kembali ke tempat mereka masing-masing dengan mengumandangkan "Shalaatullah Salaamullah 'ala Thooha Rasulillah...." (SET).
Comments