Seri PadangBulan (119)
BERSHOLAWAT DI STADION LAMPUNG
Berita dari Lampung :
------------------------------------------------------------------------
Lampung tanah Jawi kedua mungkin bukan istilah umum. Namun kalau Anda datang dan bersilaturahmi dengan masyarakat Lampung, terasa, Anda masih di tanah Jawi. Hal itu juga saat Emha Ainun Nadjib bersama HAMAS bersholawat di Stadion Metro, Lampung, 8 November lalu.
Ribuan umat yang hadir di Stadion begitu mudah dan bersemangat saat Emha mengajak semua jamaah untuk bershalawat dan melantunkan pujian-pujian untuk kebesaran Allah dan Rasulnya. Sebuah tradisi yang selama ini sudah mulai kurang terdengar di surau-surau.
Kami orang Jawa. Semua puji-pujian seperti Tombo Ati, sudah hafal, kata seorang jamaah berteriak. Dan jadilah dialog dan shalawat di pagi hari itu menjadi ・esra・dan khusu・ Suasana batin menyatu, tidak saja tokoh NU, Muhammadiyah, tapi juga ikut berdialog dan bershalawat bersama adalah Bupati, Sekwilda dan Kapolres Metro.
Musik Mini Kiai Kanjeng yang ikut hadir ikut menyemarakkan dan menjadikan suasana semakin khusu. Demikian juga kehadiran Hadad Alwi, Novia Kolopaking, M.Adib, Ki Sudrun ikut menjadikan semakin syahdu. Sejumlah jamaah tampak terharu dan histeris hingga meneteskan air mata saat dikumandangkan doa penutup oleh Emha, yang hari itu mengajak masyarakat Lampung kompak, tidak saling bermusuhan, mempertebal ukhuwah dan mengurangi ketergantungan pada Jakarta.
Biarkan orang Jakarta pethakilan dan ribut sendiri. Tapi Metro jangan ikut-ikut. Yang rukun antara rakyat dan pemimpin. Rakyat harus angon pemimpinnya dan pemimpin harus angon rakyatnya. Papar Cak Nun. "Ya, Cak", sambut Syamsul Ma'arif, salah seorang panitia, "Untuk pertama kalinya pimpinan dan Ulama NU dan Muhammadiyah berkumpul jadi satu sepanjang sejarah Islam di Lampung".
Peristiwa yang hampir sama berlangsung di Perguruan Islam Al-Kautsar, Bandar Lampung. Acara Dialog dan Shalawatan pada sore harinya seusai di Metro ini juga berlangsung dengan khusu' hingga magrib tiba. (farid)
BERSHOLAWAT DI STADION LAMPUNG
Berita dari Lampung :
------------------------------------------------------------------------
Lampung tanah Jawi kedua mungkin bukan istilah umum. Namun kalau Anda datang dan bersilaturahmi dengan masyarakat Lampung, terasa, Anda masih di tanah Jawi. Hal itu juga saat Emha Ainun Nadjib bersama HAMAS bersholawat di Stadion Metro, Lampung, 8 November lalu.
Ribuan umat yang hadir di Stadion begitu mudah dan bersemangat saat Emha mengajak semua jamaah untuk bershalawat dan melantunkan pujian-pujian untuk kebesaran Allah dan Rasulnya. Sebuah tradisi yang selama ini sudah mulai kurang terdengar di surau-surau.
Kami orang Jawa. Semua puji-pujian seperti Tombo Ati, sudah hafal, kata seorang jamaah berteriak. Dan jadilah dialog dan shalawat di pagi hari itu menjadi ・esra・dan khusu・ Suasana batin menyatu, tidak saja tokoh NU, Muhammadiyah, tapi juga ikut berdialog dan bershalawat bersama adalah Bupati, Sekwilda dan Kapolres Metro.
Musik Mini Kiai Kanjeng yang ikut hadir ikut menyemarakkan dan menjadikan suasana semakin khusu. Demikian juga kehadiran Hadad Alwi, Novia Kolopaking, M.Adib, Ki Sudrun ikut menjadikan semakin syahdu. Sejumlah jamaah tampak terharu dan histeris hingga meneteskan air mata saat dikumandangkan doa penutup oleh Emha, yang hari itu mengajak masyarakat Lampung kompak, tidak saling bermusuhan, mempertebal ukhuwah dan mengurangi ketergantungan pada Jakarta.
Biarkan orang Jakarta pethakilan dan ribut sendiri. Tapi Metro jangan ikut-ikut. Yang rukun antara rakyat dan pemimpin. Rakyat harus angon pemimpinnya dan pemimpin harus angon rakyatnya. Papar Cak Nun. "Ya, Cak", sambut Syamsul Ma'arif, salah seorang panitia, "Untuk pertama kalinya pimpinan dan Ulama NU dan Muhammadiyah berkumpul jadi satu sepanjang sejarah Islam di Lampung".
Peristiwa yang hampir sama berlangsung di Perguruan Islam Al-Kautsar, Bandar Lampung. Acara Dialog dan Shalawatan pada sore harinya seusai di Metro ini juga berlangsung dengan khusu' hingga magrib tiba. (farid)
Comments