Skip to main content

FROM UNDIP WITH LOVE

Seri PadangBulan (127)

Berita dari Semarang :
------------------------------------------------------------------------

Mahasiswa Fakultas Hukum UNDIP Semarang yang tergabung dalam Koordinator Kegiatan Islam (KKI) mengadakan kegiatan dialog dan shalawatan bersama Emha dan HAMAS , Selasa (10/11/98) lalu. Acara ini terselenggara setelah melalui sebuah perjalanan panjang. Di tengah hiruk pikuk teman-teman mereka melakukan demonstrasi, ternyata kesadaran untuk berkontemplasi lebih bisa menarik mereka.

Persiapan yang sangat singkat tidak mematahkan semangat sekitar 900 mahasiswa yang hadir untuk menjadikan acara tersebut sukses. Artinya, ada kesadaran timbal balik antara panitia dan para peserta untuk tidak memubadzirkan kehadiran Cak Nun dan HAMAS pada kesempatan itu. Salah seorang peserta menanyakan tentang bagaimana seharusnya bersikap di tengah ketidakjelasan seluruh instrumen negara dan bernegara saat ini.

Cak Nun dengan lugas menerangkan bagaimana harus berposisi; yaitu sikap istiqomah untuk tetap berjuang di jalan Allah. Yang ada dalam setiap aliran darah, denyut nadi dan detak jantung setiap saatnya adalah kalimat-kalimat Allah, tidak ada yang lain. Dan Sholawatan adalah sebuah media yang mengantarkan ke jalan itu.

Para mahasiswa UNDIP tidak malu-malu untuk ikut bershalawat. Ini bisa dimungkinkan karena yang ada dalam hati mereka saat itu adalah kerinduan dan cinta pada "kehadiran " Rasulullah SAW. Air mata mereka mengalir saat ustadz Haddad Alwi melantunkan Ziarah Rasul. (Set)

Comments

Popular posts from this blog

MATI KETAWA CARA REFOTNASI(4)

Seri PadangBulan (87) MATI KETAWA CARA REFOTNASI Bagian 4 ------------------------------------------------------------------------ Jangan Mau Jadi Akar. Kalau Pohon tak Berbuah Blimbing Tidak ada satu forum, jamaah maupun komunitas rakyat yang tidak bertanya dan menggelisahkan soal lahirnya terlalu banyak partai politik dewasa ini. Saya wajib menjawab sebisa-bisanya. "Begini lho, pohon itu kalau tak ada akarnya kan tidak akan tumbuh. Partai yang akar dukungannya dari rakyat tidak mantap, tentu mati sendiri. Kita harus jadi akar pohon yang mana. Lha selama ini Anda-Anda sudah bertemu dengan parpol yang mana?" "Belum ada." "Belum ada parpol yang bertamu ke rumah Anda?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melamar hati rakyat?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melakukan pendidikan politik langsung di kampung Anda ini?" "Belum!!" Selama Orde Baru kebanyakan Anda menjadi akar pohon besar rindang namun tidak ada buah

BANI ZAHID VAN KAUMAN

Setetes makna dari Al-Quran bisa menjadi tujuh samudera ilmu bagi kehidupan kita. itu pun, kalau kita syukuri: La adzidannakum, akan Kutambah lagi, kata Allah. Lebih dari itu, tetes ilmu itu dengan kehidupan kita terus 'bekerja' untuk menjadi ilmu demi ilmu lagi. Sungguh Allah membimbing kita untuk menjadi 'arif (mengetahui) dan 'alim (mengerti), bahkan 'amil, pekerja dari pengetahuan dan pengertian dari-Nya itu. Maka, di hari kedua 'kopi Al-Quran', bertamulah ke rumah kontrakan saya seorang tua yang saleh. Bersepeda, memakai sarung, berpeci, sehat dan penuh senyum ceria. Betapa kagetnya saya! Sudah beberapa bulan ini saya straumatik' terhadap setiap tamu: begitu ada 'kulo nuwun' Iangsung saya merasa akan ditodong, dirampok, diperas . Tetapi kedatangan abah tua ini terasa sebagai embun yang menetesi ubun-ubun saya. Sambil rnenyalami beliau, saya bertanyatanya dalam .hati: "Pantaskah saya mendapat kehormatan ditamui seorang yang sampai usia s

MOHON BERSABAR

Seri PadangBulan (98) MOHON BERSABAR ------------------------------------------------------------------------ Markas Hamas, Padangbulan, Kiai Kanjeng, Cak Nun, (tempat program-program "Shalawat, Bernyanyi, Pendidikan Politik, Jamaah Ekonomi, Silaturahmi Kebangsaan danKemanusiaan" digodog) memohon dengan sangat para pengundang di bawah ini (yang terdaftar sampai 10 Nopember 1998) bersabar menunggu giliran jawaban. Undangan acara-acara terpaksa dimohon kearifannya untuk diskedul seirama dengan effisien dan effektifnya route perjalanan acara Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng. Setiap lingkaran wilayah dirangkaikan menjadi satu putaran, agar mondar-mandirnya Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng tidak terlalu boros waktu dan tenaga. Sehari maksimal 5 (lima) acara yang diperhitungkan pembagian waktunya di suatu lingkaran wilayah yang bisa dijangkau. Yang manusiawi sepertinya cukup 3 (acara) dalam sehari. Contoh terakhir (10 Nopember 1998), acara Cak Nun/Kiai Kanjeng/Hamas di Undip, kemudian IAIN &qu