Skip to main content

RAKYAT INDONESIA, SILAHKAN SIAP-SIAP PERANG SAUDARA ATAU MENJADI PELANDUK ABADI

Seri PadangBulan (99)

RAKYAT INDONESIA, SILAHKAN SIAP-SIAP PERANG SAUDARA ATAU MENJADI PELANDUK ABADI
------------------------------------------------------------------------

1. Sudah tidak ada kelompok, golongan dan kekuatan politik, baik yang sedang berkuasa maupun yang bernafsu dan berjuang untuk mengganti kekuasaan: yang memfokuskan diri pada kepentingan rakyat dan penyelamatan ekonomi negara.

2. Pemutar-balikan fakta yang menyangkut reformasi, kerusuhan, penculikan, perkosaan, pembunuhan massal, sampai soal sembako dan segala kenyataan politik , ekonomi dan hukum sudah hampir tiba di puncaknya.

3. Penyebaran iklim kebencian dan kepicikan dengan arah dan target yang dijungkir-balikkan sudah hampir sampai pada klimaknya. Kegelapan menuju sempurna.

4. Moral para pelaku politik, termasuk massa muda kaum reformis, sudah hancur, ditenggelamkan oleh nafsu berkuasa, kebodohan dan kejahatan politik, juga oleh ribuan kondom di gedung MPR.

5. Percaturan politik nasional sudah dikuasai sepenuhnya oleh target dan kepentingan per-golongan yang saling penuh rekayasa dan jegal menjegal, dengan cara berpolitik yang menghalalkan segala cara, berkedok demokrasi, HAM, Agama.

6. Skala prioritas penangan masalah nasional, yang sekarang maupun sisa-sisa Orba, sudah sepenuhnya tidak berdasar akal sehat, melainkan atas dasar kepentingan golongan.

7. Yang besar dan mendasar ditutupi, yang kecil dan sepele dibesar-besarkan. Yang primer dikaburkan, yang sekunder dipompa, untuk mengelabuhi pandangan masyarakat.

8. Tidak ada satu kekuatan politikpun yang menganggap penting nasib rakyat. Rakyat hanya disebut-sebut, diatas-namakan, dimanipulir dan dieksploitir. Mahasiswa dan berbagai kalangan lain dalam masyarakat menengah, sudah sempurna diperalat.

9. Negara dibikin kacau, sembako akan dibuat tak terbeli oleh rakyat, kurs dollar akan diupayakan menjadi 20.000 rupiah, situasi akan lumpuh, sehingga macan baru yang tak kalah kejamnya: akan memperbudak semua bangsa Indonesia.

10. Rakyat Indonesia siap perang saudara dan dipersilahkan menghajar pelaku gerakan atau tindakan siapapun saja yang melemahkan rupiah membuat sembako naik.

Comments

Popular posts from this blog

MATI KETAWA CARA REFOTNASI(4)

Seri PadangBulan (87) MATI KETAWA CARA REFOTNASI Bagian 4 ------------------------------------------------------------------------ Jangan Mau Jadi Akar. Kalau Pohon tak Berbuah Blimbing Tidak ada satu forum, jamaah maupun komunitas rakyat yang tidak bertanya dan menggelisahkan soal lahirnya terlalu banyak partai politik dewasa ini. Saya wajib menjawab sebisa-bisanya. "Begini lho, pohon itu kalau tak ada akarnya kan tidak akan tumbuh. Partai yang akar dukungannya dari rakyat tidak mantap, tentu mati sendiri. Kita harus jadi akar pohon yang mana. Lha selama ini Anda-Anda sudah bertemu dengan parpol yang mana?" "Belum ada." "Belum ada parpol yang bertamu ke rumah Anda?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melamar hati rakyat?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melakukan pendidikan politik langsung di kampung Anda ini?" "Belum!!" Selama Orde Baru kebanyakan Anda menjadi akar pohon besar rindang namun tidak ada buah

BANI ZAHID VAN KAUMAN

Setetes makna dari Al-Quran bisa menjadi tujuh samudera ilmu bagi kehidupan kita. itu pun, kalau kita syukuri: La adzidannakum, akan Kutambah lagi, kata Allah. Lebih dari itu, tetes ilmu itu dengan kehidupan kita terus 'bekerja' untuk menjadi ilmu demi ilmu lagi. Sungguh Allah membimbing kita untuk menjadi 'arif (mengetahui) dan 'alim (mengerti), bahkan 'amil, pekerja dari pengetahuan dan pengertian dari-Nya itu. Maka, di hari kedua 'kopi Al-Quran', bertamulah ke rumah kontrakan saya seorang tua yang saleh. Bersepeda, memakai sarung, berpeci, sehat dan penuh senyum ceria. Betapa kagetnya saya! Sudah beberapa bulan ini saya straumatik' terhadap setiap tamu: begitu ada 'kulo nuwun' Iangsung saya merasa akan ditodong, dirampok, diperas . Tetapi kedatangan abah tua ini terasa sebagai embun yang menetesi ubun-ubun saya. Sambil rnenyalami beliau, saya bertanyatanya dalam .hati: "Pantaskah saya mendapat kehormatan ditamui seorang yang sampai usia s

MOHON BERSABAR

Seri PadangBulan (98) MOHON BERSABAR ------------------------------------------------------------------------ Markas Hamas, Padangbulan, Kiai Kanjeng, Cak Nun, (tempat program-program "Shalawat, Bernyanyi, Pendidikan Politik, Jamaah Ekonomi, Silaturahmi Kebangsaan danKemanusiaan" digodog) memohon dengan sangat para pengundang di bawah ini (yang terdaftar sampai 10 Nopember 1998) bersabar menunggu giliran jawaban. Undangan acara-acara terpaksa dimohon kearifannya untuk diskedul seirama dengan effisien dan effektifnya route perjalanan acara Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng. Setiap lingkaran wilayah dirangkaikan menjadi satu putaran, agar mondar-mandirnya Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng tidak terlalu boros waktu dan tenaga. Sehari maksimal 5 (lima) acara yang diperhitungkan pembagian waktunya di suatu lingkaran wilayah yang bisa dijangkau. Yang manusiawi sepertinya cukup 3 (acara) dalam sehari. Contoh terakhir (10 Nopember 1998), acara Cak Nun/Kiai Kanjeng/Hamas di Undip, kemudian IAIN &qu