Seri PadangBulan (95)
MASA DEPAN REFORMASI INDONESIA
-------------------------------------------------------------------
1. Reformasi Indonesia '98 akan terus memberikan kemudlaratan kepada rakyat Indonesia apabila para pelaku elite-nya dan pasukan kelas menengahnya tidak memperbaiki niatnya, memperbarui pilihan wacana dan pedoman sistem nilainya.
2. Reformasi Indonesia '98 akan terus memperbesar dan memperluas peta konflik nasional, apabila yang dikerjakan bukan demokrasi pembagian kekuasaan melainkan kompetisi pengambil-alihan kekuasaan.
3. Reformasi Indonesia '98 akan terus melahirkan destruksi sejarah, jika yang dipertahankan adalah pola berpikir yang destruktif, pola sikap yang mempersyaratkan ketiadaan pihak lain bagi keberadaan pihaknya.
4. Reformasi Indonesia '98 akan terus memproduksi perusakan dan pemusnahan yang sangat menyengsarakan rakyat tanpa pernah mampu memperjelas dan menyelesaikan, apabila konsentrasi para penguasa serta semua lainnya yang berkuasa bukan cinta rakyat melainkan kekuasaan.
5. Reformasi Indonesia '98 akan terus mengundang adzab dan musibah dari Allah swt. apabila tidak menghentikan pengutamaan sikap sombong dan takabur, lebih mempercayai opini dibanding fakta, serta melihat kepada kepentingan dirinya sendiri dibanding melihat kepentingan nyata rakyatnya.
6. Reformasi Indonesia '98 akan berkepanjangan menyengsarakan rakyatnya apabila terus saja memelihara ketidak-adilan berpikir, manipulasi terhadap realitas jalannya reformasi, ketidakjujuran dan kecurangan di dalam mempersepsikan dan menilai peristiwa-peristiwa.
7. Reformasi Indonesia '98 akan tiba pada puncak kebusukan kehidupan bernegara dan bermasyarakat apabila terus tidak mau belajar memahami mana yang wajib dan mana yang sunnah bagi keperluan riil kaum mustadl'afin, atau tidak mau mengerti agenda sejarah apa yang merupakan fardlu 'ain dan apa lainnya yang fardlu kifayah.
8. Reformasi Indonesia '98 akan tiba pada dua kemungkinan. Pertama, puncak krisis kepemimpinan, dismanagemen konflik yang memproduk perbenturan besar yang meminta korban lebih besar dibanding pengorbanan sebelumnya. Kedua, negeri ini akan kembali terkungkung di dalam modifikasi kekuasaan Orde Baru, sehingga diperlukan jangka waktu yang jauh lebih panjang lagi untuk kembali mewujudkan reformasi yang sungguh-sungguh.
9. Reformasi Indonesia '98 akan terus menghasilkan keterpelesetan, keterjebakan, keterserimpungan, kejatuhan-kejatuhan, karena dikerjakan oleh masyarakat yang tidur terlalu lama, yang sekarang belum benar-benar bangun, kesadarannya masih setengah-setengah, dan mereka dipimpin oleh komponen-komponen elite dan menengah yang tidak jernih, tidak jujur, belum bisa berpikir adil, serta tidak memiliki kerendahan hati.
10. Reformasi Indonesia '98 tidak sanggup membimbing bangsanya untuk memilih apa yang sesungguhnya mereka butuhkan, untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk bagi kehidupan kolektif mereka, untuk mengambil keputusan tentang siapa yang sesungguhnya tepat memimpin mereka. Konflik demi konflik akan membengkak, dan mereka sendiri tidak sanggup mengatasinya kecuali dengan penghancuran atau pemusnahan. Reformasi Indonesia '98 berlangsung dalam kabut, buta matanya dan tuli telinganya sehingga tidak sanggup melihat dan mendengar kepada siapa mereka harus belajar, perlu memohon tuntunan, bimbingan dan panduan sejarah.
Jakarta 03.11.1998, 08161975511 EMHA AINUN NADJIB BERSAMA PADANGBULAN, KIAI KANJENG, ZAITUNA, HAMAS
MASA DEPAN REFORMASI INDONESIA
-------------------------------------------------------------------
1. Reformasi Indonesia '98 akan terus memberikan kemudlaratan kepada rakyat Indonesia apabila para pelaku elite-nya dan pasukan kelas menengahnya tidak memperbaiki niatnya, memperbarui pilihan wacana dan pedoman sistem nilainya.
2. Reformasi Indonesia '98 akan terus memperbesar dan memperluas peta konflik nasional, apabila yang dikerjakan bukan demokrasi pembagian kekuasaan melainkan kompetisi pengambil-alihan kekuasaan.
3. Reformasi Indonesia '98 akan terus melahirkan destruksi sejarah, jika yang dipertahankan adalah pola berpikir yang destruktif, pola sikap yang mempersyaratkan ketiadaan pihak lain bagi keberadaan pihaknya.
4. Reformasi Indonesia '98 akan terus memproduksi perusakan dan pemusnahan yang sangat menyengsarakan rakyat tanpa pernah mampu memperjelas dan menyelesaikan, apabila konsentrasi para penguasa serta semua lainnya yang berkuasa bukan cinta rakyat melainkan kekuasaan.
5. Reformasi Indonesia '98 akan terus mengundang adzab dan musibah dari Allah swt. apabila tidak menghentikan pengutamaan sikap sombong dan takabur, lebih mempercayai opini dibanding fakta, serta melihat kepada kepentingan dirinya sendiri dibanding melihat kepentingan nyata rakyatnya.
6. Reformasi Indonesia '98 akan berkepanjangan menyengsarakan rakyatnya apabila terus saja memelihara ketidak-adilan berpikir, manipulasi terhadap realitas jalannya reformasi, ketidakjujuran dan kecurangan di dalam mempersepsikan dan menilai peristiwa-peristiwa.
7. Reformasi Indonesia '98 akan tiba pada puncak kebusukan kehidupan bernegara dan bermasyarakat apabila terus tidak mau belajar memahami mana yang wajib dan mana yang sunnah bagi keperluan riil kaum mustadl'afin, atau tidak mau mengerti agenda sejarah apa yang merupakan fardlu 'ain dan apa lainnya yang fardlu kifayah.
8. Reformasi Indonesia '98 akan tiba pada dua kemungkinan. Pertama, puncak krisis kepemimpinan, dismanagemen konflik yang memproduk perbenturan besar yang meminta korban lebih besar dibanding pengorbanan sebelumnya. Kedua, negeri ini akan kembali terkungkung di dalam modifikasi kekuasaan Orde Baru, sehingga diperlukan jangka waktu yang jauh lebih panjang lagi untuk kembali mewujudkan reformasi yang sungguh-sungguh.
9. Reformasi Indonesia '98 akan terus menghasilkan keterpelesetan, keterjebakan, keterserimpungan, kejatuhan-kejatuhan, karena dikerjakan oleh masyarakat yang tidur terlalu lama, yang sekarang belum benar-benar bangun, kesadarannya masih setengah-setengah, dan mereka dipimpin oleh komponen-komponen elite dan menengah yang tidak jernih, tidak jujur, belum bisa berpikir adil, serta tidak memiliki kerendahan hati.
10. Reformasi Indonesia '98 tidak sanggup membimbing bangsanya untuk memilih apa yang sesungguhnya mereka butuhkan, untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk bagi kehidupan kolektif mereka, untuk mengambil keputusan tentang siapa yang sesungguhnya tepat memimpin mereka. Konflik demi konflik akan membengkak, dan mereka sendiri tidak sanggup mengatasinya kecuali dengan penghancuran atau pemusnahan. Reformasi Indonesia '98 berlangsung dalam kabut, buta matanya dan tuli telinganya sehingga tidak sanggup melihat dan mendengar kepada siapa mereka harus belajar, perlu memohon tuntunan, bimbingan dan panduan sejarah.
Jakarta 03.11.1998, 08161975511 EMHA AINUN NADJIB BERSAMA PADANGBULAN, KIAI KANJENG, ZAITUNA, HAMAS
Comments