Skip to main content

Lima dari Sepuluh (MENJAUHLAH DARI MAIYAH )

Sebagai yang dititipi mengawal memancarnya mataair Maiyah, saya mengalami dan menyimpulkan bahwa Maiyah itu tidak ada manfaatnya bagi kehidupan di mana manusia menikmati dan merakusi dunia. Disebabkan oleh sekurang-kurangnya sepuluh hal, yang saya petikkan dari ribuan sebab:

Pertama, Maiyah tidak menjadikan dunia sebagai tujuan.  
Kedua, Maiyah tidak memposisikan dunia sebagai tempat membangun kehidupan yang nyata berdasarkan kesejatian dan keabadian.
Ketiga, Maiyah tidak berminat untuk memiliki dan menguasai dunia.
Keempat, Maiyah tidak punya kesanggupan dan perangkat untuk mengubah kehidupan manusia di dunia.  
Kelima, Maiyah tidak berani ikut melakukan perusakan atas rahmat dan amanah Allah.
Keenam, tidak punya daya untuk menyelesaikan masalah-masalah manusia di dunia, apalagi menjadi dan menambah masalah.
Ketujuh, Maiyah takut terlibat di dalam keserakahan keduniawian, penganiayaan hakikat dan martabat manusia, kolonialisasi terhadap bangsa-bangsa, pemalsuan literasi, penggelapan intelektualitas, pemincangan mentalitas, pemenggalan spiritualitas. Terlebih lagi melakukan pelecehan terhadap eksistensi dan hak Allah, penghinaan terhadap Agama-Nya serta para pecinta-Nya, pada tingkat dan kadar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kedelapan, Maiyah sekadar berikhtiar mengurangi beban-beban yang ditimbulkan oleh hubbud-dunya dan intisyarul-fasad.  
Kesembilan, Maiyah menempuh jalan agar tidak ikut sakit-dunia, tidak ikut dianiaya apalagi menganiaya, tidak ikut menipu, memperdaya, mengebiri, membonsai, menjebak, menggerogoti, melampiaskan keserakahan, mengkolonisasi dan mengimperialisasi.  
Kesepuluh, Maiyah berikhtiar dengan rasa syukur dan husnudh-dhon agar dijadikan bagian dari perkenan “gabah dèn interi” oleh Allah untuk menyelamatkan hamba-hambaNya yang dikehendakiNya.

Maka saya menganjurkan menjauhlah dari jalan sunyi Maiyah. Nikmatilah dunia, serakahilah keduniawian, bergabunglah pada kekuasaan, raihlah jabatan, program, proyek, kemajuan dan sukses. Atau lawanlah semua itu dengan pemberontakan, revolusi, atau gerakan-gerakan anak bangsa model apapun.

Semoga keputusan kalian ditanggapi oleh amr Allah swt, irodah Rasulullah saw dan gelombang hamba-hamba yang Beliau berdua cintai dan mencintai Beliau berdua.






Comments

Popular posts from this blog

MATI KETAWA CARA REFOTNASI(4)

Seri PadangBulan (87) MATI KETAWA CARA REFOTNASI Bagian 4 ------------------------------------------------------------------------ Jangan Mau Jadi Akar. Kalau Pohon tak Berbuah Blimbing Tidak ada satu forum, jamaah maupun komunitas rakyat yang tidak bertanya dan menggelisahkan soal lahirnya terlalu banyak partai politik dewasa ini. Saya wajib menjawab sebisa-bisanya. "Begini lho, pohon itu kalau tak ada akarnya kan tidak akan tumbuh. Partai yang akar dukungannya dari rakyat tidak mantap, tentu mati sendiri. Kita harus jadi akar pohon yang mana. Lha selama ini Anda-Anda sudah bertemu dengan parpol yang mana?" "Belum ada." "Belum ada parpol yang bertamu ke rumah Anda?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melamar hati rakyat?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melakukan pendidikan politik langsung di kampung Anda ini?" "Belum!!" Selama Orde Baru kebanyakan Anda menjadi akar pohon besar rindang namun tidak ada buah

BANI ZAHID VAN KAUMAN

Setetes makna dari Al-Quran bisa menjadi tujuh samudera ilmu bagi kehidupan kita. itu pun, kalau kita syukuri: La adzidannakum, akan Kutambah lagi, kata Allah. Lebih dari itu, tetes ilmu itu dengan kehidupan kita terus 'bekerja' untuk menjadi ilmu demi ilmu lagi. Sungguh Allah membimbing kita untuk menjadi 'arif (mengetahui) dan 'alim (mengerti), bahkan 'amil, pekerja dari pengetahuan dan pengertian dari-Nya itu. Maka, di hari kedua 'kopi Al-Quran', bertamulah ke rumah kontrakan saya seorang tua yang saleh. Bersepeda, memakai sarung, berpeci, sehat dan penuh senyum ceria. Betapa kagetnya saya! Sudah beberapa bulan ini saya straumatik' terhadap setiap tamu: begitu ada 'kulo nuwun' Iangsung saya merasa akan ditodong, dirampok, diperas . Tetapi kedatangan abah tua ini terasa sebagai embun yang menetesi ubun-ubun saya. Sambil rnenyalami beliau, saya bertanyatanya dalam .hati: "Pantaskah saya mendapat kehormatan ditamui seorang yang sampai usia s

MOHON BERSABAR

Seri PadangBulan (98) MOHON BERSABAR ------------------------------------------------------------------------ Markas Hamas, Padangbulan, Kiai Kanjeng, Cak Nun, (tempat program-program "Shalawat, Bernyanyi, Pendidikan Politik, Jamaah Ekonomi, Silaturahmi Kebangsaan danKemanusiaan" digodog) memohon dengan sangat para pengundang di bawah ini (yang terdaftar sampai 10 Nopember 1998) bersabar menunggu giliran jawaban. Undangan acara-acara terpaksa dimohon kearifannya untuk diskedul seirama dengan effisien dan effektifnya route perjalanan acara Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng. Setiap lingkaran wilayah dirangkaikan menjadi satu putaran, agar mondar-mandirnya Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng tidak terlalu boros waktu dan tenaga. Sehari maksimal 5 (lima) acara yang diperhitungkan pembagian waktunya di suatu lingkaran wilayah yang bisa dijangkau. Yang manusiawi sepertinya cukup 3 (acara) dalam sehari. Contoh terakhir (10 Nopember 1998), acara Cak Nun/Kiai Kanjeng/Hamas di Undip, kemudian IAIN &qu