Skip to main content

MATI KETAWA CARA REFOTNASI(3)

Seri PadangBulan (86)
MATI KETAWA CARA REFOTNASI
Bagian 3
------------------------------------------------------------------------
Segera Gantikan Habibie atau Bantu Dia Atasi Krisis

Jadi bagaimana kita musti menyikapi pemerintahan Habibie? Kalau kita tidak mantap, apakah kita akan memaki-makinya? Ngrasani dan menggerundal dari pagi sampai sore sampai malam dan pagi lagi.

Dalam forum-forum shalawatan itu kita coba teguhkan sikap bahwa hanya ada dua kemungkinan dalam menyikapi Habibie:

Pertama, kalau memang tidak setuju, entah karena beralihnya kekuasaan dari tangan Soeharto ke Habibie dianggap tidak konstitusional, atau karena pemerintahan Habibie dianggap tidak plural dan tidak mewakili semua golongan dalam masyarakat Indonesia, atau apapun, maka mbok ya segera saya ambil alih kekuasaan negara dari tangan Habibie dan teman-temannya.

Caranya monggo saja. Mungkin mengerahkan massa ke Istana dan tidak pulang sampai Habibie meletakkan jabatan. Atau mengutus tim untuk mendesak Habibie agar mundur. Misalnya menggunakan TAP-MPR tertentu untuk pengalihan kekuasaan. Atau terserah pakai konstitusi yang mana. Atau terserah saja bagaimana prosedurnya. Konstitusi kan bikinan manusia, buatan kita sendiri. Semua yang dibikin manusia, boleh diubah oleh manusia. Yang tidak boleh diganti hanya firman Tuhan.

Kalau tidak mau menggantikan Habibie, ya bantulah dia mengatasi keadaan. Mungkin kontribusikan ide. Mungkin Gus Dur mengerahkan Anshor dan Banser dan Pak Amin Rais mengerahkan pemuda-pemuda Muhammadiyah serta Mbak Megawati mengerahkan para patriotnya di seluruh penjuru tanah air untuk membantu Pak Lurah, Pak Camat atau siapapun dalam pekerjaan menghindarkan rakyat dari arus krisis.

Fokus sejarah Indonesia ini bukan Habibie, bukan Megawati, bukan tokoh siapapun, parpol manapun, atau golongan jenis apapun, melainkan nasib rakyat. Jadi yang terpenting dan sangat urgen adalah segera mengatasi keadaan, agar rakyat tidak marah kepada pemimpinnya.

Segera. Kalau perlu sekarang juga. Kalau tidak mau segera menggantikan Habibie, ya bantulah dia.

Kalau tidak mau kedua-duanya, ya jangan banyak pernyataan dan hindari kegagahan.

Comments

Popular posts from this blog

MATI KETAWA CARA REFOTNASI(4)

Seri PadangBulan (87) MATI KETAWA CARA REFOTNASI Bagian 4 ------------------------------------------------------------------------ Jangan Mau Jadi Akar. Kalau Pohon tak Berbuah Blimbing Tidak ada satu forum, jamaah maupun komunitas rakyat yang tidak bertanya dan menggelisahkan soal lahirnya terlalu banyak partai politik dewasa ini. Saya wajib menjawab sebisa-bisanya. "Begini lho, pohon itu kalau tak ada akarnya kan tidak akan tumbuh. Partai yang akar dukungannya dari rakyat tidak mantap, tentu mati sendiri. Kita harus jadi akar pohon yang mana. Lha selama ini Anda-Anda sudah bertemu dengan parpol yang mana?" "Belum ada." "Belum ada parpol yang bertamu ke rumah Anda?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melamar hati rakyat?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melakukan pendidikan politik langsung di kampung Anda ini?" "Belum!!" Selama Orde Baru kebanyakan Anda menjadi akar pohon besar rindang namun tidak ada buah

BANI ZAHID VAN KAUMAN

Setetes makna dari Al-Quran bisa menjadi tujuh samudera ilmu bagi kehidupan kita. itu pun, kalau kita syukuri: La adzidannakum, akan Kutambah lagi, kata Allah. Lebih dari itu, tetes ilmu itu dengan kehidupan kita terus 'bekerja' untuk menjadi ilmu demi ilmu lagi. Sungguh Allah membimbing kita untuk menjadi 'arif (mengetahui) dan 'alim (mengerti), bahkan 'amil, pekerja dari pengetahuan dan pengertian dari-Nya itu. Maka, di hari kedua 'kopi Al-Quran', bertamulah ke rumah kontrakan saya seorang tua yang saleh. Bersepeda, memakai sarung, berpeci, sehat dan penuh senyum ceria. Betapa kagetnya saya! Sudah beberapa bulan ini saya straumatik' terhadap setiap tamu: begitu ada 'kulo nuwun' Iangsung saya merasa akan ditodong, dirampok, diperas . Tetapi kedatangan abah tua ini terasa sebagai embun yang menetesi ubun-ubun saya. Sambil rnenyalami beliau, saya bertanyatanya dalam .hati: "Pantaskah saya mendapat kehormatan ditamui seorang yang sampai usia s

MOHON BERSABAR

Seri PadangBulan (98) MOHON BERSABAR ------------------------------------------------------------------------ Markas Hamas, Padangbulan, Kiai Kanjeng, Cak Nun, (tempat program-program "Shalawat, Bernyanyi, Pendidikan Politik, Jamaah Ekonomi, Silaturahmi Kebangsaan danKemanusiaan" digodog) memohon dengan sangat para pengundang di bawah ini (yang terdaftar sampai 10 Nopember 1998) bersabar menunggu giliran jawaban. Undangan acara-acara terpaksa dimohon kearifannya untuk diskedul seirama dengan effisien dan effektifnya route perjalanan acara Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng. Setiap lingkaran wilayah dirangkaikan menjadi satu putaran, agar mondar-mandirnya Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng tidak terlalu boros waktu dan tenaga. Sehari maksimal 5 (lima) acara yang diperhitungkan pembagian waktunya di suatu lingkaran wilayah yang bisa dijangkau. Yang manusiawi sepertinya cukup 3 (acara) dalam sehari. Contoh terakhir (10 Nopember 1998), acara Cak Nun/Kiai Kanjeng/Hamas di Undip, kemudian IAIN &qu