Ilir-ilir. Kita sudang nglilir. Kita sudah bangun, sudah bangkit, bahkan kaki kita sudah berlari ke sana kemari, namun akal pikiran kita belum, hatinurani kita belum.
Kita masih merupakan anak-anak dari orde yang kita kutuk di mulut, namun kita biarkan ajaran-ajarannya terus hidup subur di dalam aliran darah dan jiwa kita.
Kita mengutuk perampok dengan cara mengincarnya untuk kita rampok balik.
Kita mencerca maling dengan penuh kedengkian kenapa bukan kita yang maling.
Kita mencaci penguasa lalim dengan berjuang keras untuk bisa menggantikannya.
Kita membenci para pembuat dosa besar dengan cara setan, yakni melarangnya untuk insaf dan bertobat.
Kita memperjuangkan gerakan anti penggusuran dengan cara menggusur.
Kita menolak pemusnahan dengan merancangan pemusnahan.
Kita menghujat para penindas dengan riang gembira sebagaimana Iblis, yakni kita halangi usahanya untuk memperbaiki diri.
Siapakah selain setan, iblis dan dajjal, yang menolak husnul khotimah manusia, yang memblokade pintu sorga, yang menyorong mereka mendekat ke pintu neraka?
Kita masih merupakan anak-anak dari orde yang kita kutuk di mulut, namun kita biarkan ajaran-ajarannya terus hidup subur di dalam aliran darah dan jiwa kita.
Kita mengutuk perampok dengan cara mengincarnya untuk kita rampok balik.
Kita mencerca maling dengan penuh kedengkian kenapa bukan kita yang maling.
Kita mencaci penguasa lalim dengan berjuang keras untuk bisa menggantikannya.
Kita membenci para pembuat dosa besar dengan cara setan, yakni melarangnya untuk insaf dan bertobat.
Kita memperjuangkan gerakan anti penggusuran dengan cara menggusur.
Kita menolak pemusnahan dengan merancangan pemusnahan.
Kita menghujat para penindas dengan riang gembira sebagaimana Iblis, yakni kita halangi usahanya untuk memperbaiki diri.
Siapakah selain setan, iblis dan dajjal, yang menolak husnul khotimah manusia, yang memblokade pintu sorga, yang menyorong mereka mendekat ke pintu neraka?
Comments