Skip to main content

Ilir-ilir(7)

Dodot iro, dodot iro, kumitir bedah ing pinggir.
Dondomono, jlumatono, kanggo sebo mengko sore.
Pakaianlah yang membuat manusia bukan binatang.
Pakaianlah yang membuat manusia bernama manusia.

Pakaian adalah akhlak, pegangan nilai, landasan moral
dan sistem nilai. Pakaian adalah rasa malu, harga
diri, kepribadian, tanggung jawab.

Pergilah ke pasar, lepaskan semua pakaianmu, maka
engkau kehilangan segala-galanya sebagai manusia.
Kehilangan harkat kemanusiaanmu, derajat sosialmu,
eksistensi dan kariermu.

Semakin lebar pakaian menutupi tubuh, semakin tinggi
pemakainya memberi harga kepada kemanusiaan
pribadinya. Semakin sempit dan sedikit pakaian yang
dikenakan oleh manusia, semakin rendah ia memberi
harga kepada kepribadian kemanusiaannya.

Jika engkau berpakaian sehari-hari, engkau menjunjung
harkat pribadi dan eksistensi sosialmu. Jika engkau
mengenakan pakaian dinas, maka yang engkau sangga
adalah harga diri dan rasa malu negara, pemerintah dan
birokrasi.

Jika engkau melanggar atau mengkhianati amanat, tugas
dan fungsimu sebagai pejabat negara, maka sesungguhnya
engkau sedang menelanjangi dirimu sendiri.

Pakaian kebangsaan kita selama berpuluh-puluh tahun
telah kita robek-robek sendiri dengan pisau
pengkhianatan, kerakusan dan kekuasaan yang
semena-mena -- yang akibatnya justru menimpa rakyat
yang merupakan juragan kita, yang menggaji kita dan
membuat kita bisa menjadi pejabat.

Bukankah negara dan pejabat memerlukan rakyat untuk
menjadi negara dan pejabat? Sementara rakyat bisa
tetap hidup tanpa negara dan pejabat?

Maka dondomono, jlumatono, jahitlah robekan-robekan
itu, utuhkan kembali, tegakkan harkat yang selama ini
ambruk.

Comments

Popular posts from this blog

MATI KETAWA CARA REFOTNASI(4)

Seri PadangBulan (87) MATI KETAWA CARA REFOTNASI Bagian 4 ------------------------------------------------------------------------ Jangan Mau Jadi Akar. Kalau Pohon tak Berbuah Blimbing Tidak ada satu forum, jamaah maupun komunitas rakyat yang tidak bertanya dan menggelisahkan soal lahirnya terlalu banyak partai politik dewasa ini. Saya wajib menjawab sebisa-bisanya. "Begini lho, pohon itu kalau tak ada akarnya kan tidak akan tumbuh. Partai yang akar dukungannya dari rakyat tidak mantap, tentu mati sendiri. Kita harus jadi akar pohon yang mana. Lha selama ini Anda-Anda sudah bertemu dengan parpol yang mana?" "Belum ada." "Belum ada parpol yang bertamu ke rumah Anda?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melamar hati rakyat?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melakukan pendidikan politik langsung di kampung Anda ini?" "Belum!!" Selama Orde Baru kebanyakan Anda menjadi akar pohon besar rindang namun tidak ada buah

BANI ZAHID VAN KAUMAN

Setetes makna dari Al-Quran bisa menjadi tujuh samudera ilmu bagi kehidupan kita. itu pun, kalau kita syukuri: La adzidannakum, akan Kutambah lagi, kata Allah. Lebih dari itu, tetes ilmu itu dengan kehidupan kita terus 'bekerja' untuk menjadi ilmu demi ilmu lagi. Sungguh Allah membimbing kita untuk menjadi 'arif (mengetahui) dan 'alim (mengerti), bahkan 'amil, pekerja dari pengetahuan dan pengertian dari-Nya itu. Maka, di hari kedua 'kopi Al-Quran', bertamulah ke rumah kontrakan saya seorang tua yang saleh. Bersepeda, memakai sarung, berpeci, sehat dan penuh senyum ceria. Betapa kagetnya saya! Sudah beberapa bulan ini saya straumatik' terhadap setiap tamu: begitu ada 'kulo nuwun' Iangsung saya merasa akan ditodong, dirampok, diperas . Tetapi kedatangan abah tua ini terasa sebagai embun yang menetesi ubun-ubun saya. Sambil rnenyalami beliau, saya bertanyatanya dalam .hati: "Pantaskah saya mendapat kehormatan ditamui seorang yang sampai usia s

MOHON BERSABAR

Seri PadangBulan (98) MOHON BERSABAR ------------------------------------------------------------------------ Markas Hamas, Padangbulan, Kiai Kanjeng, Cak Nun, (tempat program-program "Shalawat, Bernyanyi, Pendidikan Politik, Jamaah Ekonomi, Silaturahmi Kebangsaan danKemanusiaan" digodog) memohon dengan sangat para pengundang di bawah ini (yang terdaftar sampai 10 Nopember 1998) bersabar menunggu giliran jawaban. Undangan acara-acara terpaksa dimohon kearifannya untuk diskedul seirama dengan effisien dan effektifnya route perjalanan acara Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng. Setiap lingkaran wilayah dirangkaikan menjadi satu putaran, agar mondar-mandirnya Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng tidak terlalu boros waktu dan tenaga. Sehari maksimal 5 (lima) acara yang diperhitungkan pembagian waktunya di suatu lingkaran wilayah yang bisa dijangkau. Yang manusiawi sepertinya cukup 3 (acara) dalam sehari. Contoh terakhir (10 Nopember 1998), acara Cak Nun/Kiai Kanjeng/Hamas di Undip, kemudian IAIN &qu