Yang penting sekarang kita sedang terus berupaya menyempurnakan kemerdekaan itu. Baik kemerdekaan untuk memilih kebenaran maupun kebebasan untuk ngotot mempertahankan pendapat dan pembenaran.
Baik kemerdekaan untuk bersatu maupun kebebasan untuk semakin asyik memecah belah hubungan kemanusiaan, hubungan sosial, politik dan kebudayaan kita.
Pokoknya, semakin banyak golongan yang saling bertentangan, kita merasa semakin dewasa.
Semakin banyak partai politik, rasanya semakin demokratis. Semakin banyak benturan dan perang saudara, rasanya semakin modern kita.
Kita mendadak bangun dan mendadak sudah berada di lapangan sepakbola zaman baru, pas di depan kotak penalti yang ribut. Kemudian tiba-tiba bola masuk ke dalam gawang, dan kita bersorak-sorak riang gembira, karena kita merasa kaki kitalah yang bikin gol itu.
Namun itu tidak penting. Sebab yang utama dari ili-ilir kita sekarang adalah tidak jelasnya mana gawang mana bola, siapa kiper siapa gelandang, mana wasit mana penonton.
Kita berjingkrak-jingkrak kegirangan padahal bola sedang masuk ke gawang kita sendiri.
Kita bersuit-suit dan hampir mabuk padahal yang dijegal dari belakang itu adalah striker kita sendiri.
Kita marah-marah kepada kiper yang dengan sigap menangkap bola pengancam gawangnya.
Pandangan mata kita sedemikian kaburnya, sehingga yang kita tatap di lapangan adalah prasangka-prasangka kita sendiri. Kemudian dengan mantap prasangka dan kecurigaan itulah yang kita jadikan dalil untuk menilai segala yang terjadi di lapangan.
Baik kemerdekaan untuk bersatu maupun kebebasan untuk semakin asyik memecah belah hubungan kemanusiaan, hubungan sosial, politik dan kebudayaan kita.
Pokoknya, semakin banyak golongan yang saling bertentangan, kita merasa semakin dewasa.
Semakin banyak partai politik, rasanya semakin demokratis. Semakin banyak benturan dan perang saudara, rasanya semakin modern kita.
Kita mendadak bangun dan mendadak sudah berada di lapangan sepakbola zaman baru, pas di depan kotak penalti yang ribut. Kemudian tiba-tiba bola masuk ke dalam gawang, dan kita bersorak-sorak riang gembira, karena kita merasa kaki kitalah yang bikin gol itu.
Namun itu tidak penting. Sebab yang utama dari ili-ilir kita sekarang adalah tidak jelasnya mana gawang mana bola, siapa kiper siapa gelandang, mana wasit mana penonton.
Kita berjingkrak-jingkrak kegirangan padahal bola sedang masuk ke gawang kita sendiri.
Kita bersuit-suit dan hampir mabuk padahal yang dijegal dari belakang itu adalah striker kita sendiri.
Kita marah-marah kepada kiper yang dengan sigap menangkap bola pengancam gawangnya.
Pandangan mata kita sedemikian kaburnya, sehingga yang kita tatap di lapangan adalah prasangka-prasangka kita sendiri. Kemudian dengan mantap prasangka dan kecurigaan itulah yang kita jadikan dalil untuk menilai segala yang terjadi di lapangan.
Comments