Skip to main content

MATI KETAWA CARA REFOTNASI(10)

Seri PadangBulan (93)
MATI KETAWA CARA REFOTNASI
Bagian 10
------------------------------------------------------------------------
Kenikmatan dalam Rahasia

Walhasil sekarang kami rakyat kecil yag berhimpun: hidup sangat tenteram, bahagia, aman, karena tiga hal:

Pertama, senantiasa menghadirkan Rasulullah, sehingga dijamin oleh Allah untuk merdeka dari adzab-Nya.

Kedua, asyik betul melihat Indonesia sebagai bagian mikro dari kehidupan al-arsy al-'adhim, universalisme, kemanusiaan, spiritualisme, kebudayaan, Indonesia bagian dari desa saya. Indonesia hanya makro dalam pengertian geografis, tapi ia mikro dalam uluhiyat yang kami bersujud dan bekerja keras di dalamnya.

Ketiga, betapa nikmatnya difitnah orang, disalahpahami orang, dikutuk orang, sambil menyimpan rahasia apa sebenarnya yang terjadi pada tanggal 21 Mei 1998, menggambar secret map tentang alur dan lika-liku reformasi.

Tentang siapa yang sesungguhnya merancang ancaman pemboman dengan setting ideologi yang negara melarang secara resmi. Tentang bagaimana kronologi perekayasaan kerusuhan, penjarahan, rencana pengambil-alihan kekuasaan dan semua itu. Tentang siapa pelaku pemancingan kerusuhan. Yang terlibat di dalam tubuh 'resmi' siapa saja. Siapa yang membiayai.Berapa trilyun yang sudah dilarikan ke luar negeri jauh sebelum rancangan itu dilaksanakan. Berapa yang disisakan untuk membiayai.

Apa policy pendiskreditan atas golongan tertentu yang memang sial di sepanjang sejarah, sehingga sesudah pengkambing-hitaman itu lantas pemberi dana bisa lebih merajalela merampok Indonesia.

Berapa bom yang dirakit sebelumnya, berapa yang meledak tak sengaja, berapa yang dibawa ke ujung timur Jawa

Di mana kekhilafan pasukan khusus itu. Siapa puncak instruktornya. Satuan mana saja yang juga menerima perintah, bagaimana bunyi perintahnya, apa yang dimaksud salah interpretasi.

Bagaimana pasukan khusus bisa diselundupi oleh link itu. Kenapa tidak dibunuh dan dimusnahkan saja, kok malah tidak tega, sehingga malah jadi perkara.

Siapa sesungguhnya yang bertanggungjawab atas sekian orang yang raib sesudah diculik. Kenapa sehabis diculik kok malah berterima kasih kepada komandan 'penculikan'...

Bagaimana grand design semua ini. Di mana hotel pengendali itu sebenarnya. Siapa saja yang dibayar untuk memperkosa dan siapa lainnya yang bertugas menampung korban.

Ah, refotnasi, buuuuwanyak sekali!!

Tapi sawa'un 'alaihim a'andzartahum am lam tundzirhum la yu'minnun. Khatamallahu 'alaa quluubihim wa 'alaa sam'ihim wa 'alaa absharihim.....  

Comments

Popular posts from this blog

MATI KETAWA CARA REFOTNASI(4)

Seri PadangBulan (87) MATI KETAWA CARA REFOTNASI Bagian 4 ------------------------------------------------------------------------ Jangan Mau Jadi Akar. Kalau Pohon tak Berbuah Blimbing Tidak ada satu forum, jamaah maupun komunitas rakyat yang tidak bertanya dan menggelisahkan soal lahirnya terlalu banyak partai politik dewasa ini. Saya wajib menjawab sebisa-bisanya. "Begini lho, pohon itu kalau tak ada akarnya kan tidak akan tumbuh. Partai yang akar dukungannya dari rakyat tidak mantap, tentu mati sendiri. Kita harus jadi akar pohon yang mana. Lha selama ini Anda-Anda sudah bertemu dengan parpol yang mana?" "Belum ada." "Belum ada parpol yang bertamu ke rumah Anda?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melamar hati rakyat?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melakukan pendidikan politik langsung di kampung Anda ini?" "Belum!!" Selama Orde Baru kebanyakan Anda menjadi akar pohon besar rindang namun tidak ada buah

BANI ZAHID VAN KAUMAN

Setetes makna dari Al-Quran bisa menjadi tujuh samudera ilmu bagi kehidupan kita. itu pun, kalau kita syukuri: La adzidannakum, akan Kutambah lagi, kata Allah. Lebih dari itu, tetes ilmu itu dengan kehidupan kita terus 'bekerja' untuk menjadi ilmu demi ilmu lagi. Sungguh Allah membimbing kita untuk menjadi 'arif (mengetahui) dan 'alim (mengerti), bahkan 'amil, pekerja dari pengetahuan dan pengertian dari-Nya itu. Maka, di hari kedua 'kopi Al-Quran', bertamulah ke rumah kontrakan saya seorang tua yang saleh. Bersepeda, memakai sarung, berpeci, sehat dan penuh senyum ceria. Betapa kagetnya saya! Sudah beberapa bulan ini saya straumatik' terhadap setiap tamu: begitu ada 'kulo nuwun' Iangsung saya merasa akan ditodong, dirampok, diperas . Tetapi kedatangan abah tua ini terasa sebagai embun yang menetesi ubun-ubun saya. Sambil rnenyalami beliau, saya bertanyatanya dalam .hati: "Pantaskah saya mendapat kehormatan ditamui seorang yang sampai usia s

MOHON BERSABAR

Seri PadangBulan (98) MOHON BERSABAR ------------------------------------------------------------------------ Markas Hamas, Padangbulan, Kiai Kanjeng, Cak Nun, (tempat program-program "Shalawat, Bernyanyi, Pendidikan Politik, Jamaah Ekonomi, Silaturahmi Kebangsaan danKemanusiaan" digodog) memohon dengan sangat para pengundang di bawah ini (yang terdaftar sampai 10 Nopember 1998) bersabar menunggu giliran jawaban. Undangan acara-acara terpaksa dimohon kearifannya untuk diskedul seirama dengan effisien dan effektifnya route perjalanan acara Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng. Setiap lingkaran wilayah dirangkaikan menjadi satu putaran, agar mondar-mandirnya Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng tidak terlalu boros waktu dan tenaga. Sehari maksimal 5 (lima) acara yang diperhitungkan pembagian waktunya di suatu lingkaran wilayah yang bisa dijangkau. Yang manusiawi sepertinya cukup 3 (acara) dalam sehari. Contoh terakhir (10 Nopember 1998), acara Cak Nun/Kiai Kanjeng/Hamas di Undip, kemudian IAIN &qu