Skip to main content

SEMBILAN DOA UNTUK UMMAT ISLAM INDONESIA

Seri PadangBulan (94)
SEMBILAN DOA UNTUK UMMAT ISLAM INDONESIA
------------------------------------------------------------------------
Bismillahirrahmanirrahim, kepada Allah Pengasuh Kaum Yang Teraniaya dan Maha Penolong Kaum Yang Hidup Mencari Ridla-Nya, saya mendoakan semoga :

1. Ummat Islam Indonesia senantiasa menjadi kaum yang diwarisi kekuatan Allah untuk membela siapapun saja yang menurut pandangan Allah wajib dibela dan melindungi siapapun yang menurut pandangan Allah wajib dilindungi di negerinya.

2. Ummat Islam Indonesia senantiasa menjadi Kaum Muthahharun Binurillah, yang disucikan dan dicerahkan oleh cahaya Allah, sehingga selalu menjaga kejernihan berpikir dan bersikap adil dalam melihat segala sesuatu termasuk dirinya sendiri.

3. Ummat Islam Indonesia dijaga oleh kelembutan Allah agar tidak terseret oleh arus kebencian, dendam, prasanga, kecurangan dan kelaliman massal yang sedang melanda dan membanjiri atmosfir kehidupan tanah air Indonesia.

4. Ummat Islam Indonesia dianugerahi kesabaran dan ketabahan melayani musuh-musuh Allah, baik yang datang pura-pura merangkul mereka maupun yang diam-diam menikam punggung mereka dengan mengatasnamakan berbagai nilai luhur, sambil dengan berbagai cara kebudayaan maupun politik, yang halus maupun yang diam-diam menikam punggung mereka dengan mengatasnamakan berbagai nilai luhur, sambil dengan berbagai cara kebudayaan maupun politik, yang halus maupun yang kasar, yang menggerogoti tali hubungan dan kemesraan cinta antara Ummat Islam dengan Allahnya dan Rasulnya.

5. Ummat Islam diperkenankan dan dituntun Allah untuk menjadi kaum yang senantiasa mempelopori perdamaian dengan siapapun yang Allah memerintahkan untuk berdamai, serta dianugerahi kekuatan untuk membela dirinya dengan ganti memerangi siapapun yang Allah memerintahkan untuk memerangi.

6. Ummat Islam diberi peluang oleh Allah untuk menyaksikan musuh-musuh Allah bercerai-berai kumpulannya, buntu rancangan-rancangannya, mandul program-program kelalimannya, buyar pengorganisasi dan strateginya, serta terbanting oleh niat jahiliyahnya sendiri.

7. Ummat Islam dihidayahi kearifan, kekuatan dan kesanggupan untuk merangkul, mengontrol dan membimbing Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, agar kesatuan antara Ummat Islam dengan ABRI bisa mempelopori gerakan pertobatan makro dan mikro, bisa merancang bangunan kekuatan nasional yang penuh kedamaian dan perlindungan kepada semua warga negara dan seluruh bangsa Indonesia.

8. Ummat Islam diperkenankan Allah untuk turut memproses suatu Indonesia dengan hanya dua partai yang saling bermusabaqah untuk kebaikan nasional satu sama lain, yang saling membimbing dan mengontrol di dalam proses keadilan untuk seluruh bangsa.

9. Ummat Islam Indonesia tetap disayang oleh Allah untuk memproses kebangkitan dan kepemimpinan nasional dengan prinsip rahmatan lil'alamin di awal abad 21 tanpa terlebih dulu meminta pengorbanan yang terlalu besar yang menimpa siapapun dari hamba-hambaNya

Jakarta 30 September 1998
M.H.Ainun Nadjib

Comments

Popular posts from this blog

MATI KETAWA CARA REFOTNASI(4)

Seri PadangBulan (87) MATI KETAWA CARA REFOTNASI Bagian 4 ------------------------------------------------------------------------ Jangan Mau Jadi Akar. Kalau Pohon tak Berbuah Blimbing Tidak ada satu forum, jamaah maupun komunitas rakyat yang tidak bertanya dan menggelisahkan soal lahirnya terlalu banyak partai politik dewasa ini. Saya wajib menjawab sebisa-bisanya. "Begini lho, pohon itu kalau tak ada akarnya kan tidak akan tumbuh. Partai yang akar dukungannya dari rakyat tidak mantap, tentu mati sendiri. Kita harus jadi akar pohon yang mana. Lha selama ini Anda-Anda sudah bertemu dengan parpol yang mana?" "Belum ada." "Belum ada parpol yang bertamu ke rumah Anda?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melamar hati rakyat?" "Belum!!" "Belum ada parpol yang melakukan pendidikan politik langsung di kampung Anda ini?" "Belum!!" Selama Orde Baru kebanyakan Anda menjadi akar pohon besar rindang namun tidak ada buah

BANI ZAHID VAN KAUMAN

Setetes makna dari Al-Quran bisa menjadi tujuh samudera ilmu bagi kehidupan kita. itu pun, kalau kita syukuri: La adzidannakum, akan Kutambah lagi, kata Allah. Lebih dari itu, tetes ilmu itu dengan kehidupan kita terus 'bekerja' untuk menjadi ilmu demi ilmu lagi. Sungguh Allah membimbing kita untuk menjadi 'arif (mengetahui) dan 'alim (mengerti), bahkan 'amil, pekerja dari pengetahuan dan pengertian dari-Nya itu. Maka, di hari kedua 'kopi Al-Quran', bertamulah ke rumah kontrakan saya seorang tua yang saleh. Bersepeda, memakai sarung, berpeci, sehat dan penuh senyum ceria. Betapa kagetnya saya! Sudah beberapa bulan ini saya straumatik' terhadap setiap tamu: begitu ada 'kulo nuwun' Iangsung saya merasa akan ditodong, dirampok, diperas . Tetapi kedatangan abah tua ini terasa sebagai embun yang menetesi ubun-ubun saya. Sambil rnenyalami beliau, saya bertanyatanya dalam .hati: "Pantaskah saya mendapat kehormatan ditamui seorang yang sampai usia s

MOHON BERSABAR

Seri PadangBulan (98) MOHON BERSABAR ------------------------------------------------------------------------ Markas Hamas, Padangbulan, Kiai Kanjeng, Cak Nun, (tempat program-program "Shalawat, Bernyanyi, Pendidikan Politik, Jamaah Ekonomi, Silaturahmi Kebangsaan danKemanusiaan" digodog) memohon dengan sangat para pengundang di bawah ini (yang terdaftar sampai 10 Nopember 1998) bersabar menunggu giliran jawaban. Undangan acara-acara terpaksa dimohon kearifannya untuk diskedul seirama dengan effisien dan effektifnya route perjalanan acara Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng. Setiap lingkaran wilayah dirangkaikan menjadi satu putaran, agar mondar-mandirnya Cak Nun/Hamas/Kiai Kanjeng tidak terlalu boros waktu dan tenaga. Sehari maksimal 5 (lima) acara yang diperhitungkan pembagian waktunya di suatu lingkaran wilayah yang bisa dijangkau. Yang manusiawi sepertinya cukup 3 (acara) dalam sehari. Contoh terakhir (10 Nopember 1998), acara Cak Nun/Kiai Kanjeng/Hamas di Undip, kemudian IAIN &qu