Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 1998

INNA LILLAHI

Seri PadangBulan (140) ------------------------------------------------------------------------ Kalau Tuhan menganugerahi saya rejeki, tentu saja biasanya saya ucapkan alhamdulillah. Tapi sering juga saya ucapkan inna lillahi wa inna ilaihi roji'un. Artinya, segala sesuatu, termasuk rejeki yang saya terima serta diri saya sendiri ini, adalah milik Allah, berasal dari Allah dan kembali juga kepada Allah. Persoalan saya hanyalah bagaimana menentukan cara agar rejeki di tangan saya ini bisa kembali kepadanya melalui proses yang baik serta memproduk kemuliaan nilai hidup. Jadi saya harus memilih dengan seksama apakah rejeki ini saya pakai untuk membiayai keburukan, kejahatan, kemaksiatan atau perusakan sosial. Ataukah saya gunakan untuk memproduksi pertolongan bagi sesama, untuk menciptakan perimbangan ekonomi dengan tetangga, menyumbang keadilan sosial, atau produk-produk lain yang disukai oleh Allah dan para malaikatNya.

BERSYUKUR DAN TAKUT

Seri PadangBulan (139) ------------------------------------------------------------------------ Kalau pada suatu hari ada beberapa rombongan wakil rakyat di daerah tingkat dua yang khilaf sehingga memutuskan saya menjadi Bupati, kecil kemungkinan bahwa saya akan lantas mengucapkan alhamdulillah. Tentu saja saya bersyukur kepada Allah bahwa saya diberi anugerah berupa kepercayaan orang lain atas daya kepemimpinan saya. Jangankan menjadi Bupati, sedang minum segelas air saja saya merasa syukur bukan main. Tetapi menjadi Bupati itu pada pandangan saya bukan terutama kasus kepercayaan orang lain kepada saya, melainkan lebih merupakan amanat Allah dan masyarakat yang memberani pundak kehidupan saya. Jadi lebih tepat kalau saya ucapkan astaghfirullah. Saya takut dan memohon ampun kepada Allah atas segala kemungkinan kelemahan pribadi saya dalam lingkup amanat itu. Atau saya ucapkan subhanallah, maha suci Allah -- agar saya menyadari potensi ketidaksucian saya, apalagi di depan tugas-tugas ya

SURAT KEPADA MAJELIS ULAMA INDONESIA

Seri PadangBulan (138) Perihal : Jihad Fisabilillah ----------------------------------------------------------------------- Assalaamu'alaikum wr.wb. 1. Peristiwa "Ketapang" hari minggu tanggal 22 November 1998, yang diiringi dengan kebrutalan massa, yang tentunya sebagian besar adalah umat Islam, dengan pembakaran /pengrusakan bangunan-bangunan rumah ibadah ("Gereja") merupakan kejadian yang menunjukkan kurang pekanya umat Islam menghadapi provokasi adu domba yang tidak menghendaki keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia. Dalam setiap pesannya kepada pasukan -pasukan Islam yang berangkat ke medan perang Rasulullah SAW selalu dengan tegas berpesan yang melarang pasukannya melakukan pengrusakan rumah-rumah Ibadah, tanaman/tumbuh-tumbuhan dan sebagainya, Apabila dalam keadaan perang saja Rasulullah SAW memerintahkan perlindungan atas bangunan rumah-rumah Ibadah, tentulah lebih ditekankan lagi pelaksanaannya dalam keadaan damai. Mengingat hal tersebut kami mengusulk

DARI JENDERAL HINGGA NELAYAN NIKMAT BERSHALAWAT

Seri PadangBulan (137) ------------------------------------------------------------------------ Di saat Jakarta rusuh, 6 orang tewas, puluhan mobil dan 6 gereja dibakar, dalam bentrok di Ketapang, Jakarta Pusat, ribuan masyarakat lainnya di Cilincing, Jakarta Utara, bersama Cak Nun dan tim Hamas --dalam waktu bersamaan, 22 Nov lalu-- bershalawat dan berdialog mencari ketentraman hati. "Hari ini terjadi lagi kerusuhan, dan tidak ada yang sanggup menjamin bahwa kejadian seperti ini akan tidak terjadi lagi sewaktu-waktu", kata Cak Nun memulai dialog, "Setelah kerusuhan ini para pemimpin berkata hendaknya kita mulai membuat acara-acara yang menenteramkan dan menyejukkan. Sejak pertengah Mei 1998 kami berkeliling ke berbagai daerah, kota, desa, pulau-pulau untuk menenteramkan masyarakat. Kita berkumpul terkadang dengan 300an orang, terkadang 1000an orang, terkadang 5000an orang, terkadang 30.000an orang, bahkan pernah sampai 60.000an orang. Kita berkumpul bersama masyarakat,

JAWABAN WAWANCARA HARIAN "TERBIT" TENTANG BANYUWANGI

Seri PadangBulan (136) ------------------------------------------------------------------------ Saya tidak punya otoritas dan tidak punya kapasitas untuk mengatakan apapun tentang siapa yang bersalah dalam kasus Banyuwangi. Yang saya kemukakan adalah sumbangan pemikiran sebagai rakyat biasa menuju proses dan solusi yang semoga bisa mengerem kemudlaratan lebih lanjut. ABRI sebaiknya secepat mungkin menjelaskan kepada masyarakat bahwa ia tidak bersalah dalam kasus pembunuhan massal di Banyuwangi dan daerah-daerah lain. Sebab ABRI merupakan satu-satunya kekuatan yang paling rentan untuk diassosiasikan sebagai pihak yang terlibat. Sangat logis kalau masyarakat umum atau sebagian masyarakat beranggapan bahwa ABRI ada di belakang pembunuhan sangat kejam itu. Bisa ABRI resmi, bisa ABRI setengah resmi, bisa link tertentu dalam tubuh ABRI. Jika ABRI memang tidak bersalah dan tidak bersegera melakukan sesuatu yang membuat masyarakat percaya bahwa ia tidak bersalah, maka logis kalau muncul pemiki

KESUCIAN DAN PROPORSI

Seri PadangBulan (135) ------------------------------------------------------------------------ Bangunan suatu keadaan suci, didirikan antara lain dengan suku cadang empan papan atau proporsi. Yakni adanya suatu tatanan, kelayakan atau etika mengenai penempatan. Kalau misalnya ada tinja nempel di sarung shalat kita, itu ketidaksucian dalam konteks ibadah. Tapi tinja adalah rahmat Allah untuk merabuki pakaian. Dan jangan lupa pekerjaan buang air besar adalah anugerah kesehatan. Pisau ini suci. Ia mubadzir kalau saya diamkan atau sekedar saya pakai untuk hiasan. Tapi ia bermanfaat kalau saya pakai untuk menguliti mangga untuk saya suguhkan kepada Anda. Tapi kalau pisau ini saya pakai untuk menikam perut Anda, maka saya mengotori hakekat sucinya kasih sayang. Kalau ternyata mangga yang saya kuliti dengan pisau ini adalah mangga curian, maka letak ketidaksuciannya tidak pada mangga atau pisaunya, melainkan pada tindakan pencurian yang saya lakukan.

TINGKAT - TINGKAT KESUCIAN

Seri PadangBulan (134) ------------------------------------------------------------------------ Anda mandi sampai bersih dan berwudlu hingga mencapai keadaan suci, akan tapi kalau lantas Anda bersembahyang tanpa pakaian -- maka kondisi telanjang Anda itu mengotori kecucian shalat, merusak ibadah, menghina Allah, melanggar etika budaya dan mempermalukan diri Anda sendiri. Padahal materi tubuh Anda seratus persen suci. Tapi itu sekedar kesucian biologis. Dalam pergaulan sehari-hari Anda perlu memakai minimal celana pendek dan kaos, agar suci secara budaya. Ketika shalat kita diharuskan berpakaian menutupi aurat : dan bukan karena aurat kita tidak suci. Tapi karena kita dididik oleh Allah untuk menggapai kesucian religius. Dan untuk itu diperkenalkan kepada kita konsep najis dalam konteks ibadah.

KEBAIKAN DALAM RANGKA

Seri PadangBulan (133) ------------------------------------------------------------------------ Sahabat saya yang berhati emas pada suatu larut malam di Malioboro Yogya menjumpai seorang penjual gudeg yang tampak agak menggigil karena kedinginan. Sahabat saya tahu orang ini berjualan gudeg setiap malam sampai dinihari. Ia membayangkan dalam beberapa tahun paru-parunya akan basah, keseluruhan badannya akan sakit-sakitan, dan akan cepat berangkat tua. Maka jaket yang ia pakai, langsung ia berikan kepada si penjual gudeg. Yang sahabat saya tak sadari adalah bahwa penjual gudeg ini seorang gadis, perawan, yang wajahnya cukup manis. Maka esoknya tersebar berita dalam komunitas gudeg Yogya bahwa sahabat saya itu naksir si penjual gudeg, sehingga memberinya jaket dalam rangka melakukan pendekatan. Si perawan ini sendiri beranggapan demikian sehingga ia merasa sahabat saya ini sedang menjanjikan sesuatu yang akan dikembangkannya lebih lanjut. Maka ketika kemudian sahabat saya tidak melakukan a

BERTENGKAR KARENA BEREBUT MEMBERI

Seri PadangBulan (132) ------------------------------------------------------------------------ Saya punya sahabat yang sangat mulia hatinya. Ia selalu merasa bersalah kalau sebentar saja tidak berbuat baik kepada orang di sekelilingnya. Kalau kami jalan bersama, dan ia punya uang untuk membeli sebungkus nasi, maka sebungkus nasi itu ia beli tidak untuk dia, melainkan untuk saya. Saya yakin kalau pada suatu hari ia ingin naik haji, tapi lantas ketemu dengan rekannya yang ia pandang lebih siap kualitas kesalehannya untuk naik haji, maka ia akan berikan uang itu kepada rekannya untuk naik haji. Sahabat saya ini selalu menomersatukan orang lain dan meletakkan kepentingan dirinya di urutan terakhir setiap skala prioritas yang ia bikin dalam pergaulan. Terkadang kebaikan hatinya sedemikian tinggi kualitasnya, sehingga bisa merupakan tekanan bagi orang yang disodorinya kebaikan. Masalahnya, setiap orang juga ingin berusaha menjadi baik seperti dia. Kalau Anda ia haruskan untuk makan sementar

"BOCAH ANGON" DI LAMTENG

Seri PadangBulan (131) Berita dari Metro : ------------------------------------------------------------------------ KONSEP--laku kehidupan budayawan muda Emha Ainun Nadjib yang diartikulasikan dalam filosofi bocah angon (penggembala) atau konsep Blimbing bergigir lima--tembang ilir-ilir gubahan Sunan Ampel, ternyata klop dengan falsafah hidup yang tetap diemban dengan konsisten oleh HM Nurdin SH. Nurdin, Setwilda Lamteng ini, dengan gamblang berujar,"konsep filosofi bocah angonnya Cak Nun itu dengan saya sama. Cuma bahasanya saja yang beda. Kalau dalam bahasa saya, jadi pejabat itu jangan gembede, tetapi harus nggedekne sing durung gede (jangan sok besar,dan harus membesarkan yang belum besar,red). Jadi sama thoo... artinya dengan cah angonnya Cak Nun?" kata Nurdin dalam percakapan dengan LE, baru-baru ini. Maka Nurdin, kehadiran Cak Nun di depan ribuan jamaah umat Islam Metro 8 November lalu, mau tak mau menjadi semacam spirit moral tersendiri buat meneguhkan obsesinya. Nurd

SEMANGAT DAN RINDU IBU-IBU BINA AMALIAH

Seri PadangBulan (130) Berita dari Jakarta : ------------------------------------------------------------------------ Secara mendadak CN harus menjadi pembicara pada acara Soempah Pemoeda di TVRI Pusat yang disiarkan secara langsung ke seluruh Indonesia. Ini berarti acara Dialog dan Shalawat yang diselenggarakan oleh ibu-ibu pengajian Bina Amaliah, Cipete, Jakarta selatan (28/10/98) dengan sangat terpaksa harus sedikit bersabar untuk menunggu . Tapi itu tidak menjadi persoalan besar, karena ustadz Haddad Alwi, Sudrun dan Adib dari HAMAS sudah menemani para jamaah itu dengan lantunan shalawat mereka. Bahkan dengan antusias sekitar 150 jamaah itu mencatat syair-syair shalawat yang dituliskan Sudrun dan Adib di papan tulis. Ketika akhirnya CN tiba di lokasi, para jamaah tersebut sudah tidak ragu lagi untuk mengikuti shalawatan. Walaupun sudah berumur, tetap saja terlihat semangat di mata mereka. Kerinduan hati untuk "bertemu" Rasulullah SAW seperti sudah tak tertahankan. Menahan

GUS NACHROWI YANG MENENTRAMKAN

Seri PadangBulan (129) Berita dari Tulungagung : ------------------------------------------------------------------------ Perjalanan yang cukup melelahkan dari Malang (di pesantren mahasiswa Al Hikam dan UNIBRAW), Blitar (desa Kebonagung,Wonodadi) dan STAIN Tulungagung , ternyata menemukan muara yang sejuk di pondok pengobatan desa Sumber Gempol, Tulungagung milik Gus Nachrowi (26/10/98). Jamaah yang menunggu sejak sore ternyata tetap tak beranjak meskipun CN dan rombongan baru tiba di lokasi acara sekitar pukul 21.00. Dialog yang menentramkan jamaah seperti membukakan mata hati mereka terhadap nilai kebenaran yang ditawarkan CN. "Silahkan bapak-bapak dan ibu-ibu memilih partai apapun yang anda maui, tapi tolong ingat satu hal, jangan pernah lupa mengingatkan pemimpin-pemimpin partai itu untuk selalu berjalan di atas kebenaran. Kalau mereka mulai menyimpang dari jalan itu, jangan ragu-ragu untuk mengingatkan. Dan jika sudah diingatkan mereka tetap membandel, jangan ragu-ragu pula

HARI PAHLAWAN DI IAIN WALISANGA

Seri PadangBulan (128) Berita dari Semarang : ------------------------------------------------------------------------ Dari UNDIP, rombongan Cak Nun dan HAMAS langsung naik bukit ke kampus putih IAIN Walisanga Semarang. Jam 14. 30 tepat Cak Nun mulai berdialog dengan sekitar 1500 mahasiswa yang memenuhi gedung Auditorium di kampus pusat. Tidak tanggung-tanggung, Cak Nun didaulat untuk menuntaskan acara tersebut sampai pukul 17.00 WIB. Alasan mereka adalah, kerinduan yang sudah tak tertahan untuk dapat berdialog langsung dan sekaligus bershalawat bersama dengan Cak Nun dan HAMAS. Bahkan rektornya sendiri; Bp. Zamakhsyari Dhofir, pun tak diperbolehkan memberi sambutan lebih dari 10 menit. Bukan main! Cak Nun banyak mengulas tentang perjalanan reformasi, pada bagian-bagian yang selama ini tidak banyak diulas oleh media massa. Ada hal yang patut digarisbawahi, terutama mengenai bagaiamana seharusnya mensikapi perubahan yang berlangsung dari menit ke menit. Bagaimana hati kita tidak tertutu

FROM UNDIP WITH LOVE

Seri PadangBulan (127) Berita dari Semarang : ------------------------------------------------------------------------ Mahasiswa Fakultas Hukum UNDIP Semarang yang tergabung dalam Koordinator Kegiatan Islam (KKI) mengadakan kegiatan dialog dan shalawatan bersama Emha dan HAMAS , Selasa (10/11/98) lalu. Acara ini terselenggara setelah melalui sebuah perjalanan panjang. Di tengah hiruk pikuk teman-teman mereka melakukan demonstrasi, ternyata kesadaran untuk berkontemplasi lebih bisa menarik mereka. Persiapan yang sangat singkat tidak mematahkan semangat sekitar 900 mahasiswa yang hadir untuk menjadikan acara tersebut sukses. Artinya, ada kesadaran timbal balik antara panitia dan para peserta untuk tidak memubadzirkan kehadiran Cak Nun dan HAMAS pada kesempatan itu. Salah seorang peserta menanyakan tentang bagaimana seharusnya bersikap di tengah ketidakjelasan seluruh instrumen negara dan bernegara saat ini. Cak Nun dengan lugas menerangkan bagaimana harus berposisi; yaitu sikap istiqomah

TUNAS MUDA DARI AL GHAZALY

Seri PadangBulan (126) Berita dari Bogor : ------------------------------------------------------------------------ Yayasan pendidikan Al Ghozaly, Bogor, sedang mencoba merefleksikan arti sunnah dan ghirrah keislaman pada anak-anak didiknya. Murid-murid dari SD hingga SMU yang ada di bawah naungan yayasan tersebut sangat antusias mengikuti ceramah dan Shalawatan bersama Cak Nun dan HAMAS (12/10/98). Tema tentang pendidikan yang mengacu pada semangat reformasi Islamiyah betul-betul membuat para murid itu tergugah. Ini terbukti dari pertanyaan dan tanggapan yang muncul setelah acara dialog dibuka. Sekitar 1000 orang yang terdiri dari para murid, guru dan orang tua wali tak bergeming sedikitpun meski hujan deras tiba-tiba mengucuri halaman sekolah tersebut. Pertanyaan yang sangat beragam; mulai dari hukum orang yang terjebak pada perilaku "banci", hingga pro kontra SI MPR, menunjukkan betapa para tunas muda itu sungguh-sungguh haus informasi yang benar. Reformasi menurut Cak Nun

Mahasiswa Kok Diajak Sholawatan? Kampus Mpu Tantular "Kalahkan" STAIN Sejumlah Kampus bergilir mengajak sholawatan

Seri PadangBulan (125) Mahasiswa Kok Diajak Sholawatan? Kampus Mpu Tantular "Kalahkan" STAIN Sejumlah Kampus bergilir mengajak sholawatan Berita dari Tulungagung hingga Jakarta : ------------------------------------------------------------------------ Meskipun bukan pandangan umum sebagaian besar mahasiswa STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri), Tulungagung, namun ada yang menarik saat acara dialog dan Sholawat di Kampus ini, 25 Oktober 1998 lalu. Beberapa mahasiswa ・rotes・karena diajak sholawatan. ・ayak santri saja,・kata sekitar lima mahasiswa yang bergerombol di belakang. Ini tentu saja berbeda jauh dengan apa yang terjadi kampus Universitas Mpu Tantular dan Universitas Indonesia saat acara yang sama digelar HAMAS (Himpunan Masyarakat Shalawat) beberapa saat lalu. Para mahasiswa tampak tetap semangat dan dengan khusu・ikut berdialog dan bershalawat. Bahkan di kampus Universitas Mpu Tantular Jakarta---mahasiswa yang beragama Islam minoritas---, para mahasiswa sangat antusi

AL-HIKAM "MENGGODOK" MAHASISWA MALANG

Seri PadangBulan (124) AL-HIKAM "MENGGODOK" MAHASISWA MALANG Berita dari Malang : ------------------------------------------------------------------------ KH.Hasyim Muzadi, punya kegelisahan terhadap "gejala kota pelajar" yang disandang Malang. Karena kecenderungan yang berkembang---terutama mahasiswa---semakin tinggi ilmunya, semakin jauh dari fundamen agama. Maka kami kemudian mendirikan Pesantren Al-Hikam, dimana santrinya adalah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Malang,・ujar KH.Hasyim Muzadi, yang juga ketua PWNU Jatim, saat memberi pengantar pada acara Dialog dan Shalawat yang diisi Emha Ainun Nadjib dan tim Hamas, 25 Oktober, pagi lalu. Pola yang diterapkan, semua santrinya bebas kuliah sesusi jam kuliah masing-masing, dan hanya pada malam hari dan saat tidak kuliah mereka kemudian memperdalam dan mengkaji masalah-masalah agama. "Ternyata dari tahun ke tahun peminatnya terus bertambah,"kata salah seorang pengurus. Maka, Emha yang hadir samb

GONDANGLEGI DISEMBUHKAN DENGAN SHOLAWAT

Seri PadangBulan (123) GONDANGLEGI DISEMBUHKAN DENGAN SHOLAWAT Berita dari Gondanglegi : ------------------------------------------------------------------------ AKIBAT isu ninja, hampir dua pekan, masyarakat kota Gondanglegi, Kab.Malang, tercekam. Bahkan kalau malam, mereka tidak berani keluar rumah. Puncak ketakutan dan ketercekaman mereka tatkala ada peristiwa pengeroyokan terhadap salah seorang ・inja・yang kemudian dipenggal kepalanya dan diarak keliling kota. Tapi entah didorong oleh keberanian dari mana, Minggu, 25 Oktober 1998 lalu, hampir 50 ribu masyarakat berkumpul dan mengikuti acara Gema Shalawat dan Pengajian Tombo Ati yang diadakan Remaja Islam Gondanglegi (RISGO), Malang. "Kemarin saja, setelah maghrib, tidak ada yang berani keluar rumah. Pintu-pintu rumah juga ditutup. Tapi berkat kebesaran Allah SWT, malam ini mereka berani keluar bahkan hingga larut malam (Pk.00.30 WIB)," papar Rama, salah seorang pengurus RISGO. Acara yang diisi oleh Emha Ainun Nadjib ini me

BERJUANG JANGAN KARENA SAKIT HATI

Seri PadangBulan (122) BERJUANG JANGAN KARENA SAKIT HATI Berita dari Jombang : ------------------------------------------------------------------------ Salah seorang jamaah Padhang mBulan tanpa tedheng aling-aling , bertanya kepada rombongan Barisan Nasional (BARNAS) yang datang ke Pengajian Padhang mBulan, 4 November 1998 lalu. "Apa alasan berdirinya Barnas? Apakah karena sakit hati pada pemerintah atau karena kepentingan politik tertentu?". Rombongan BARNAS, Kemal Idris, Syaiful Sulun dan beberapa anggota lainnya, diwakili mantan Dubes RI di Rusia, Rachmat Witoelar, menjawab. "Saya kira rakyat Indonesia sudah puluhan tahun sakit hati. Dan kini kami melihat pemerintah kurang peka menangkap rasa sakit hatinya rakyat tersebut. Jadi kami lahir untuk menyuarakan sakit hati rakyat tersebut, meskipun kami tidak berpolitik dan mencari kedudukan,"jawabnya. Rahmat kemudian mengurai sejumlah logika berpikir di mana gerakan Barnas adalah gerakan moral yang mewakili suara saki

TOMBO ATI, PAPPERANDANG ATE, BULAN PRIANGAN....

Seri PadangBulan (121) TOMBO ATI, PAPPERANDANG ATE, BULAN PRIANGAN.... Berita dari Sulawesi Selatan : ------------------------------------------------------------------------ Semangat berdialog dengan hati dan mengedepankan kebenaran nurani tampaknya terus berkembang di berbagai wilayah. Pola ini kini terus berperang melawan pola kebencian, saling hujat menghujat yang terus berkembangbiak di era reformasi. Awalnya adalah sebuah dialog 50 orang yang ingin mendiskusikan sebuah masalah yang sedang terjadi di masyarakat. Tempatnya di Desa Menturo, Sumobito, Jombang, Jawa Timur. Karena ingin menjadi rutin, salah satu sahabat jamaah ini, Emha Ainun Nadjib dan A.Fuad Effendy, kemudian mencoba mencari pola dialog yang berbeda. Karena itu kemudian mereka mencari ・intu masuk・agar dialog mereka tetap terjaga. Maka kemudian jadilah dialog rutin bulanan itu menjadi pengajian tafsir dan diberi nama pengajian Padhang mBulan. Setiap bulan bertambah, dari seratus orang, seribu orang, hingga tahun ketig

ALLAH TIDAK TEGA

Seri PadangBulan (120) ALLAH TIDAK TEGA Berita dari Blitar : ------------------------------------------------------------------------ Mungkin Allah SWT akan membiarkan Indonesia hancur kalau hanya melihat kelakuan orang-orang gede di Jakarta. Tapi sudah pasti Allah tidak akan tega kalau melihat ribuan ibu-ibu dan bapak-bapak di sini yang bersedia berpanas-panas dan bershalawat memuji Rasulullah dan beristighfar memuji kebesaran Allah SWT. Jadi ibu-ibu dan bapak-bapak di sinilah yang menyelamatkan Indonesia, papar Cak Nun saat berceramah dihadapan puluhan ribu umat Islam di Wonodadi, Blitar, Senin, (26-Okt) lalu. Tablig dan Shalawat siang hari itu juga menjadi media dialog yang sehat karena aparat Kepolisian, Kodim, Kandepag Blitar dan Ulama yang hadir langsung mendapat serangan dari jamaah yang gelisah terhadap isu ninja. Dan Cak Nun berhasil menjembatani dialog itu menjadi tidak saling menyalahkan. Kalau betul ada ninja. Serahkan pada aparat, jangan main hakim sendiri. Kalau sudah dis

BERSHOLAWAT DI STADION LAMPUNG

Seri PadangBulan (119) BERSHOLAWAT DI STADION LAMPUNG Berita dari Lampung : ------------------------------------------------------------------------ Lampung tanah Jawi kedua mungkin bukan istilah umum. Namun kalau Anda datang dan bersilaturahmi dengan masyarakat Lampung, terasa, Anda masih di tanah Jawi. Hal itu juga saat Emha Ainun Nadjib bersama HAMAS bersholawat di Stadion Metro, Lampung, 8 November lalu. Ribuan umat yang hadir di Stadion begitu mudah dan bersemangat saat Emha mengajak semua jamaah untuk bershalawat dan melantunkan pujian-pujian untuk kebesaran Allah dan Rasulnya. Sebuah tradisi yang selama ini sudah mulai kurang terdengar di surau-surau. Kami orang Jawa. Semua puji-pujian seperti Tombo Ati, sudah hafal, kata seorang jamaah berteriak. Dan jadilah dialog dan shalawat di pagi hari itu menjadi ・esra・dan khusu・ Suasana batin menyatu, tidak saja tokoh NU, Muhammadiyah, tapi juga ikut berdialog dan bershalawat bersama adalah Bupati, Sekwilda dan Kapolres Metro. Musik Mini